Semenjak punya anak saya memang lebih memikirkan apa yang saya katakan. Berusaha berhati-hati ketika berbicara dengan Aisyah. Karena anak kecil masih polos dan mudah meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Beberapa waktu yang lalu juga sempat heboh menegenai larangan penggunaan kata jangan pada anak. Saya memang gak sepenuhnya setuju karena beberapa hal memang membutuhkan kata jangan. Seperti kalimat, "Jangan menyekutukan Alloh" atau kalimat tauhid lainnya.
Ketika melarang anak melakukan hal buruk kita juga perlu kata jangan. Tapi terkadang ada beda presepsi mengenai hal buruk yang dilakukan anak. Seperti ketika anak berusaha naik ke kursi sendiri. Biasanya orang tua justru menganggap yang dilakukan itu hal buruk. Lalu melarang anak tersebut. Padahal sebaiknya kita membiarkan sang anak naik ke kursi dengan pengawasan kita sambil diberi instruksi untuk berhati-hati. Bukan malah dilarang. Karena tiap hal yang dilakukan anak adalah untuk mengasah kemampuan entah itu motorik halus atau pun kasar.
Saya lebih suka mengatakan,"Hati-hati" ketimbang melarang. Asalkan yang dilakukan bukan hal yang buruk. Seperti saat Aisyah berlari kencang, saya lebih suka mengatakan, "Hati-hati". Kadang kuping saya agak sebel mendengar kata, "Jatuh nak, jatuh" saat anak saya berlari. Masalahnya kata-kata tersebut terdengar seperti kata perintah. Jadi seolah disuruh jatuh jadi gak enak banget didengar.
Beda ketika mengatakan, "Hati-hati" yang berarti kita meminta supaya sang anak berhati-hati. Melarang anak berlari juga bukan hal yang baik. Apalagi saat ini Aisyah memang suka lari karena sudah lama lancar berjalan dan sepertinya ingin mengasah kemampuan berjalannya.
Memilih kata yang baik saat berkomunikasi dengan anak memang sangat penting. Apa yang kita ucapkan akan didengar oleh sang anak dan diolah. Jika sering mendengar perkataan buruk maka anak pun dapat menjadi pribadi yang suka berkata buruk.
Ketika melarang anak melakukan hal buruk kita juga perlu kata jangan. Tapi terkadang ada beda presepsi mengenai hal buruk yang dilakukan anak. Seperti ketika anak berusaha naik ke kursi sendiri. Biasanya orang tua justru menganggap yang dilakukan itu hal buruk. Lalu melarang anak tersebut. Padahal sebaiknya kita membiarkan sang anak naik ke kursi dengan pengawasan kita sambil diberi instruksi untuk berhati-hati. Bukan malah dilarang. Karena tiap hal yang dilakukan anak adalah untuk mengasah kemampuan entah itu motorik halus atau pun kasar.
Saya lebih suka mengatakan,"Hati-hati" ketimbang melarang. Asalkan yang dilakukan bukan hal yang buruk. Seperti saat Aisyah berlari kencang, saya lebih suka mengatakan, "Hati-hati". Kadang kuping saya agak sebel mendengar kata, "Jatuh nak, jatuh" saat anak saya berlari. Masalahnya kata-kata tersebut terdengar seperti kata perintah. Jadi seolah disuruh jatuh jadi gak enak banget didengar.
Beda ketika mengatakan, "Hati-hati" yang berarti kita meminta supaya sang anak berhati-hati. Melarang anak berlari juga bukan hal yang baik. Apalagi saat ini Aisyah memang suka lari karena sudah lama lancar berjalan dan sepertinya ingin mengasah kemampuan berjalannya.
Memilih kata yang baik saat berkomunikasi dengan anak memang sangat penting. Apa yang kita ucapkan akan didengar oleh sang anak dan diolah. Jika sering mendengar perkataan buruk maka anak pun dapat menjadi pribadi yang suka berkata buruk.
setuju...kalo sering dilarang anak-anak malah gak bisa bereksplorasi
BalasHapusYup, kata jangan dipake untuk hal yang memang fatal
HapusKadang saya juga kebingungan mencari pengganti kata "jangan" , emaknya nggak kreatip :(
BalasHapusIni PR banget buatku :(
BalasHapus