Oreo. Siapa sih yang tidak tahu cemilan yang bernama Oreo. Mungkin banyak orang, termasuk saya yang juga suka banget dengan cemilan Oreo. Sejak kecil, kira-kira saya masih SD, saya sudah mengenal Oreo. Waktu itu harga Oreo masih murah dan terjangkau untuk anak-anak. Nah, kalo sekarang, harga Oreo yang ukuran gede lumayan mahal. Tapi jika dibandingkan dengan harga makanan lain sih wajar, karena memang rupiah mengalami inflasi tiap saat.
Kemarin, saya iseng mencoba kembarannya Oreo, yaitu Rodeo. Dari bungkusnya sih hampir mirip Oreo. Dari segi harga, Rodeo ini lebih murah dari Oreo, selisi sekitar seribuan rupiah. Tentu saja lebih murah Rodeo. Jika lebih mahal, orang akan tetap memilih Oreo, karena memang sudah terkenal namanya, dan Oreo adalah pemain lama. Sampe-sampe masih terngiang slogannya Oreo. Diputer, dijilat, dicelupin.
Sebenarnya sih masih ada yang lebih murah lagi dari Rodeo, namanya Goriorio. Kug saya tahu? Haha, kadang saya juga iseng beli jajanan anak kecil di warung dekat rumah. Biasanya di warung tersebut memang tidak ada Oreo, adanya Goriorio. Mungkin karena segmen pasarnya adalah anak kecil yang uang sakunya minim. Dan apalagi biasanya anak kecil itu sangat tertarik dengan harga yang murah. Orang dewasa pun juga gitu. Asal ada yang lebih murah, asal ga jelek-jelek amat kualitasnya, bakal dibeli.
Bahkan dulu saat saya masih SD, saya keinget banget suka beli Sprite tiruan, namanya Sprinta. Modelnya kayak Sprite, rasanya juga kayak Sprite, tapi bentuknya adalah bubuk. Ada lagi yang mirip kayak Fanta, namanya Finto. Dan ada lagi yang seperti Pepsi, tapi saya lupa apa namanya. Anak kecil memang kadang berambisi pengen beli, tapi sayang uang saku tidak cukup, akhirnya beli yang tiruan. Hehe.
Oke, cukup mengingat masa lalu saat SD. Balik lagi ke judul. Bagaimana sih rasanya Rodeo ini? Hmm, setelah saya coba, rasanya memang mirip dengan Oreo. Tapi ya ga mirip-mirip banget. Kalo Oreo ada sensasi sedikit pahitnya, sedangkan Rodeo ini cenderung manis semua. Keseluruhan sih enak. Bahkan anak saya, Aisyah, juga suka makan Rodeo ini. Tapi ya gitu, cuma diambil krimnya saja. Anak kecil memang suka seperti itu, ambil yang manisnya aja. Biskuitnya dikasih ke saya.
Buat kamu yang suka coba-coba makanan baru, boleh juga cobain nih Rodeo. Rasanya tidak separah Goriorio kug. Hehe. Tapi Goriorio juga masih enak rasanya meskipun meniru Oreo. Sebenarnya di swalayan ada beberapa tiruan Oreo lainnya, kamu bisa cobain beli dan rasakan satu per satu bedanya. Ada lagi kembaran Oreo, namanya Togo. Hanya saja Togo ini tidak seekstrem lainnya yang sampe bungkusnya hampir persis. Kalo Togo bungkusnya beda, warnanya cokelat. Rasanya juga enak, tapi tidak terlalu mirip Oreo.
Kemarin, saya iseng mencoba kembarannya Oreo, yaitu Rodeo. Dari bungkusnya sih hampir mirip Oreo. Dari segi harga, Rodeo ini lebih murah dari Oreo, selisi sekitar seribuan rupiah. Tentu saja lebih murah Rodeo. Jika lebih mahal, orang akan tetap memilih Oreo, karena memang sudah terkenal namanya, dan Oreo adalah pemain lama. Sampe-sampe masih terngiang slogannya Oreo. Diputer, dijilat, dicelupin.
Sebenarnya sih masih ada yang lebih murah lagi dari Rodeo, namanya Goriorio. Kug saya tahu? Haha, kadang saya juga iseng beli jajanan anak kecil di warung dekat rumah. Biasanya di warung tersebut memang tidak ada Oreo, adanya Goriorio. Mungkin karena segmen pasarnya adalah anak kecil yang uang sakunya minim. Dan apalagi biasanya anak kecil itu sangat tertarik dengan harga yang murah. Orang dewasa pun juga gitu. Asal ada yang lebih murah, asal ga jelek-jelek amat kualitasnya, bakal dibeli.
Bahkan dulu saat saya masih SD, saya keinget banget suka beli Sprite tiruan, namanya Sprinta. Modelnya kayak Sprite, rasanya juga kayak Sprite, tapi bentuknya adalah bubuk. Ada lagi yang mirip kayak Fanta, namanya Finto. Dan ada lagi yang seperti Pepsi, tapi saya lupa apa namanya. Anak kecil memang kadang berambisi pengen beli, tapi sayang uang saku tidak cukup, akhirnya beli yang tiruan. Hehe.
Oke, cukup mengingat masa lalu saat SD. Balik lagi ke judul. Bagaimana sih rasanya Rodeo ini? Hmm, setelah saya coba, rasanya memang mirip dengan Oreo. Tapi ya ga mirip-mirip banget. Kalo Oreo ada sensasi sedikit pahitnya, sedangkan Rodeo ini cenderung manis semua. Keseluruhan sih enak. Bahkan anak saya, Aisyah, juga suka makan Rodeo ini. Tapi ya gitu, cuma diambil krimnya saja. Anak kecil memang suka seperti itu, ambil yang manisnya aja. Biskuitnya dikasih ke saya.
Buat kamu yang suka coba-coba makanan baru, boleh juga cobain nih Rodeo. Rasanya tidak separah Goriorio kug. Hehe. Tapi Goriorio juga masih enak rasanya meskipun meniru Oreo. Sebenarnya di swalayan ada beberapa tiruan Oreo lainnya, kamu bisa cobain beli dan rasakan satu per satu bedanya. Ada lagi kembaran Oreo, namanya Togo. Hanya saja Togo ini tidak seekstrem lainnya yang sampe bungkusnya hampir persis. Kalo Togo bungkusnya beda, warnanya cokelat. Rasanya juga enak, tapi tidak terlalu mirip Oreo.
Komentar
Posting Komentar
Komentar akan dimoderasi.
Maaf hanya membalas komentar dari author perempuan.